Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gadget dan Cermin Monyet

Gadget dan cermin Monyet
Menjawab pertanyaan apa beda Manusia dan Monyet, seperti memikirkan persamaan konsep Gadget dan cermin Monyet. Kita ini, sekarang hidup di zaman digital, yang mengagungkan perangkat mudah penggunaan dan disukai bagian tubuh yang paling aktif, yaitu tangan dan jari.

Kita mengenal istilah instropeksi diri dari para pendakwah maupun dari ilmu Psikologi. Dimanapun ada motivator, dia tak akan pernah tertinggal untuk menawarkan konsep instropeksi diri, yaitu pengenalan diri sendiri sendiri. Caranya bagaimana, tidak pernah tuntas dibahas. Penjelasannya mudah, pelaksanaannya banyak orang yang merasa semakin binggung dengan dirinya sendiri.

Dengan instropeksi diri, katanya dapat mengenali identitas kita yang sebenarnya. Tapi, kadang ada orang yang ketika instropeksi diri malah semakin kehilangan konsep dirinya. Dia merasa tidak mengenal dirinya sendiri, semakin mencoba ber instropeksi, malah kebingungan untuk mengetahui siapa dirinya.

Pertanyaan besarnya, mengapa manusia zaman sekarang terutama generasi ‘Z’ sangat menggemari gadget dan mau menghabiskan waktu, bahkan sebagian besar hidupnya selalu aktif bercengkrama dengan gadget?, tentu jika kalian bukan monyet, mau memikirkan hal ini. Namun jika kalian tidak merasai persoalan ini, bisa jadi anda sekarang berkedudukan setara dengan monyet, karena malas berpikir, dan digerakkan secara naluriah hewani saja.

Berpikir menjadikan kita manusia seutuhnya, jika binatang, khususnya Monyet, karena topik pembahasan kita fokus untuk membahas Gadget dan Monyet, maka tepat jika dijadikan obyek untuk menyelesaikan pertanyaan besar ini.

Apa yang dicari Manusia? Konsep atau Gaya?

Jawabannya mudah, rata-rata manusia lebih mengutamakan gaya hidup atau dalam bahasa lain life style. Jika manusia mementingkan konsep, saya yakin akan banyak industri-industri yang tidak lagi memproduksi barang-barang berguna versi manusia penuh gaya.

Jika manusia sudah mengutamakan konsep, apa yang terjadi? Manusia tidak lagi peduli dengan jual beli. Mungkin pasar-pasar, toko-toko, atupun mall-mall akan gulung tikar dan berubah bentuk menjadi panggung untuk saling berdiskusi mempertanyakan segalanya tentang apapun yang benar, dan apa kebenaran itu sendiri.

Gaya hidup manusia terus berubah, tapi tetap akan sama konsepnya, yaitu mengejar kesenangan. Bagi yang terbiasa membaca buku motivasi, dan buku-buku tentang cara meningkatkan penghasilan, terutama uang, tentu tidak asing dengan penulis buku laris Anthony Robins. Dia selalu saja bilang, bahwa manusia itu mencari kesenangan dan menghindari sengsara.

Manusia akan sengsara jika selalu instropeksi dengan gaya bercermin monyet. Maka, dibuatlah gaya bercermin yang lebih beradab, yaitu dengan gadget. Manusia akan dibuat takjub dengan gambar-gambar dan bunyi yang selalu baru. Jika manusia selalu disuguhkan dengan gambar-gambar yang tidak pernah berubah, tentu akan membuat bosan. Dan sifat manusia selain pembosan, juga malas, yang dimauinya semua yang dialaminya selalu senang, dan nikmat.

Dengan gadget, manusia lebih hidup, dan suasana hati yang tidak menentu, istilah sekarang ‘galau’ dapat terobati dengan informasi sesuai dengan hasratnya. Dan google pun mempunyai visi untuk mengobati rasa ingin tahu manusia. Dan tak salah, jika hingga hari ini, google masih menjadi mesin pengobral rasa ingin tahu nomor satu di bumi ini.

Konsep Gadget, sebenarnya semurah konsep cermin Monyet. Beda harga saja. Ya.. itu saja bedanya, jika manusia menginginkan apa yang dibuat dapat dibuat industri, maka jika menjual cermin monyet, harganya tentu saja murah, dan tidak bisa membuat kaya pembuatnya.

Posting Komentar untuk "Gadget dan Cermin Monyet"

Work online and earn real money