Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menyibak Alam Pikiran Blogger Kekinian

Hendro Susanto
Terpaksa selfi, Blogger Kekinian

Apa rasanya, ketika memampang senyum lebar untuk disebarkan ke seluruh penjuru dunia? saya tidak ingin membahas lebih lanjut foto yang terpampang jelas diatas. Jelas, biasa saja, bersenang-senang mengagumi foto diri, atau biasa dinamai berselfi, menurut saya lebih dekat dengan penyakit kepribadian narsistik.

Untungnya, saya tidak banyak mengkoleksi foto diri. Foto diatas saya gunakan untuk eksperimen kepribadian. Saya merasa tak nyaman, mengkoleksi foto diri apalagi sekedar menyenangkan diri sendiri. Namun fenomena-fenomena berselfi, dan mengagumi diri sendiri merebak dari generasi muda hingga yang tua.

Posting ini, saya ingin mengulas alam pikiran para Blogger kekinian. Beberapa hal yang menjadi catatan saya, pertama, gairah Blogger saat ini, sebatas klik iklan. Sedangkan informasi, dinomor duakan, bahkan tak jadi soal, membuat informasi, yang penting judul heboh, dan mengarahkan pencari informasi segera mengklik iklan.

Kedua, Blogger kekinian sangat praktis dalam menyampaikan informasi, karena para Blogger dihadapkan pada pembaca yang memang berpikiran instan, bertindak pragmatis, susah berdiam diri, dan bersunyi untuk menemukan kebenaran dari informasi yang diterima. Asal menghibur, menyenangkan, kebenaran urusan nanti.

Ketiga, Pembaca lebih mudah terpanggil untuk terus membaca, jika diberikan sentuhan bumbu-bumbu boobastis. Sebenarnya, bukan saat ini saja, namun sudah dari sononya, memang sifat manusia selalu saja tercengang dengan sesuatu yang heboh, tidak biasa, gila, abnormal, ganjil dll.

Keempat, saya tidak ingin menomori apa yang saya tuliskan. Mengapa saya menomori, apa yang ingin saya bahas? Jawabanya, karakter pembaca sekarang, memang paling suka diberikan arahan praktis, segera berhitung, dan hasilnya apa? orientasi hasil, lebih dekat dengan keuntungan ekonomis.

Info sekilas, kemudian dilepas, tidak meresap dihati, dan kemudian ditinggalkan. Dalam berkesenianpun begitu. Semua karya seni tahun 2000 an keatas, seolah hanya lewat, tidak sempat mengendap di ingatan, hanya sekedar lalau. Saya telusuri di YouTube, rata-rata penonton YouTube seringkali kecewa dengan karya-karya musik, film ataupun seni yang lainnya. Mereka merasa, karya tahun 80-90 an, adalah karya yang tak terlupa, dan sangat berkesan hingga sekarang.

Beberapa hari yang lalu, saya sempat aktif di grup Blogger Indonesia, setiap menit, ada saja artikel yang dibagikan. Namun apa yang dibikin? hampir rata-rata tentang kiat praktis, bagaimana membuat ini, bagaimana membuat itu, cara ini, cara itu, 8 ciri ini, 11 cara itu. Rata-rata artikel "bagaimana cara", entah bermula dari mana, seolah para blogger menjadikan tema "How to" menjadi pilihan dan mereka berdiam lama untuk menghasilkan artikel "How to".

Ada juga blogger yang menuliskan sastra, sastra menurut apa yang bisa disebut sastra. Hampir rata-rata, tulisan curahan hati, bukan menyibak keindahan bersastra untuk kebenaran, namun sekedar mengalirkan kata-kata, agar terkesan sastra, tapi tak bisa dirasa.

Memang, blogging atau kegiatan menulis di blog ada istilahnya, "Niche", atau topik yang akan dibahas. Ada yang heboh dengan pemberitaan, namun miskin konfirmasi dan verifikasi, sekedar mereduplikasi tanpa permisi, mengabarkan untuk mendapatkan satu kesan, "kekinian".

Permasalahannya, kebiasaan blogger kekinian, dan rata-rata masyarakat yang juga kekinian, seolah padu. Pemberi informasi, dan si pengguna informasi satu tipe. Dan, terjadilah fenomena kekinian, misalnya, satu media membahas "Ahok", lantas semuanya ikut latah mengabarkan Ahok. Padahal, kalau mau lebih jeli, masih banyak orang-orang lebih inspiratif untuk diberitakan.

Saya menamai fenomena kekinian sebagai seni "ketelanjangan", hilang rasa, jauh dari keindahan. Ada juga saya temukan, seorang blogger yang ingin diperlakukan sama seperti pria, dia membiarkan dadanya terbuka, untuk mengkampanyekan bahwa dirinya juga punya hak seperti laki-laki bertelanjang dada di tempat umum.

Inilah kenyataan yang dihadapi Blogger kekinian, termasuk saya. Blogger yang terlahir tahun 80 an, bersinggungan dengan generasi instan, berpikir kurang mendalam, pragmatis, dan tidak bisa melihat masadepan karena visinya lemah, bahkan tak punya penglihatan seperti apa dunia akan dibangun.

Semua yang saya bahas disini, bagian dari perjuangan saya untuk mengkampanyekan aktivitas blogging, namun yang saya hadapi sekarang ini, informasi yang dibangun rata-rata Blogger, sekedar untuk memenuhi tuntutan praktis, mendapatkan page rank, adalah suatu kebanggaan, meskipun informasi yang diolah kadang hanya sepintas lalu, belum memberikan informasi yang lengkap, dan tidak dapat ditindaklanjuti.

Saya membayangkan, informasi yang dibangun saat ini mudah dalam penyebaran, tapi kurang berisi dari segi konten. Miskin ide, mereduplikasi informasi yang sebelumnya sudah ada. Padahal, kalau mau menengok sejarah blogging, wikipedia lah salah satunya media yang dibangun oleh para blogger. Semua dasar-dasar blogging dibangun di wikipedia.

Semua manusia bersatu padu, membangun ilmu, saling mengkoreksi, menambahkan, dan mempergunakan untuk kepentingan semua manusia. Idealnya, blogging pun seperti itu. Atau mungkin karena lagi-lagi masalah pemerataan ekonomis dan teknologis, hingga membuat rata-rata orang berpikiran praktis? 

14 komentar untuk "Menyibak Alam Pikiran Blogger Kekinian"

  1. Artikel anda mengenai Menyibak Alam Pikiran Blogger Kekinian sangat bermanfaat dan mampu memberikan semangat, salam blogger

    BalasHapus
  2. foto selfi dan di publikasiksn. kadang bikin bangga.. apalagi klo selfinya sama artis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, saya perhatikan, orang kalau foto sama artis, langsung terasa eksis :D

      Hapus
  3. Generasi masa kini memang rada males semuanya ingin yg serba instan, weleeeh, aku gitu gak yaa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, hampir merata semuanya bikin tips inilah, itulah... kita masih kekurangan blogger yang kritis terhadap perbaikan kehidupan, khususnya di dunia perbloggingan

      Hapus
  4. biasanya kalo blogger ke kinian pasti ikut2an post yg lagi ramai, entah kenapa

    BalasHapus
  5. memang jaman skrng mas udah selfie jadi tren. apalagi sosmed udah banyak sekali, tapi saya jujur aja sih jarang selfie. hhehe\

    BalasHapus
  6. jaman sekarang foto selfie maupun wefie memang menjadi tren, banyak orang yang mengupload foto mereka ke media sosial. Sukses terus untuk pembahasan artikel lainnya

    BalasHapus
  7. Salam kenal Semua saya Hernawati dari Semarang
    Minta waktunya sebentar untuk membaca postingan saya ini,,! Siapa tau ini bisa
    berguna bagi Anda yg punya suatu masalah ataupun musibah yg sedang menimpah Anda,,,,,

    Kemarin keluarga kami mengalami suatu permasalahan yg begitu rumit dan sulit buat menyelesaikannya dan masalah tersebut yaitu: masalah Hutang sama rentenir sebanyak 257juta belum bunganya selama kurang lebih 4Thn,,,saya pun bingun harus bagaimana supaya hutang tersebut bisa terlunasi namun untungnya kami mendapat informasi dari seseorang yg saya kenal di media sosial yaitu Pak.Darmawan,beliau memberi saran untuk mengaduh nasib dgn cara minta bantuan kepada Abah Rakso beliau adalah orang Ahli Tentang Mistik atau Ghaib
    Awalnya si saya dan keluarga percaya ngk percaya,sayapun mencoba menghubungi beliau di no yg di berikan Pak.Darmawan dan Alhasil kami dapat bantuan dari beliau kurang lebih setengah bulan kami di bantu Abah Rakso dan akhirnya uang pun terkumpul lebih dari cukup buat melunasi hutang piutang keluarga,Lewat postingan ini Sekali lagi Terimahkasi Banyak Abah Rakso atas jasanya,,dan jika Anda ingin mengaduh nasip seperti kami silahkan TLFN Beliau
    NAMA: Abah Rakso
    NO TLFN: 0853 3141 7145
    Ingat apapun Masalah atau Musibah Anda tidak ada salahnya mencoba silahkan Sampaikan
    Semuanya sama Abah Rakso,yang namanya usaha berhasil ataupun tidaknya itu persoalan belakan yg penting Niat kita untuk berusaha bukan cuman duduk diam menunggu suatu keajaiban
    Trimah kasi Atas waktunya Salam………

    BalasHapus
Work online and earn real money