Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Nilai Perjuangan Jenderal Soedirman

Sumber: wikipedia.org

Saya ingin mengutip sedikit apa yang dikatakan Bung Hatta terhadap sosok Jenderal Soedirman
Dalam sebuah pidato radio, Hatta mengungkapkan bahwa Soedirman adalah sosok yang tidak mungkin bisa dikontrol dan keras kepala, tapi tetap bertekad untuk melakukan yang benar bagi negara; Hatta berkata meskipun Soedirman tidak menyukai jabatan pemerintahan, ia secara umum tetap mematuhi perintahnya.
Disaat semua media mengulas pertandingan bola piala Soedirman, saya ingin mengulas secara sederhana nilai-nilai yang diajarkan Jenderal Soedirman, sehingga beliau dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.

Saya kurang yakin, jika posting ini akan bermakna bagi genarasi Z, yang hanya bisa berkomunikasi lewat gadget dan dengan tulisan yang judulnya wajib boombastis, serta wajib mengandung unsur hiburan dan membuat tertawa bagi yang baca.

Dengan penuh semangat, saya mulai menelusuri sepak terjang Jenderal Soedirman yang berjuang untuk negeri ini, tanpa perlu menginginkan jabatan strategis di pemerintahan.

Dari wikipedia, Jenderal Besar Raden Soedirman (EYD: Sudirman; lahir 24 Januari 1916 – meninggal 29 Januari 1950 pada umur 34 tahun[a]) adalah seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia.

Usianya singkat, 34 tahun, namun perjuangannya menjadi simbol tonggak berdirinya Tentara Nasional Indonesia yang sekarang. Dulu namanya Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Satu kalimat yang saya garis bawahi dari apa yang dikatakan Bung Hatta, bertekad untuk melakukan yang benar bagi negara, bagaimana dengan generasi sekarang? yang katanya super teknologi, dengan kemajuan nilai ekonomis yang dikejarnya.

Boro-boro mengetahui yang benar, peduli dengan yang benar saja belum tentu.. ini negatifnya. Tapi saya masih punya keyakinan kuat, kalau generasi sekarang bisa diajak untuk mengetahui yang benar, dan bertindak yang benar asalkan punya teladan, dan siapa yang bisa jadi teladan? tentu Pemimpin-pemimpin kita, entah pemimpin negara ataupun pemimpin spiritual. Dan kalau sebaliknya, tak punya teladan, tentu para pemuda akan melewatkan begitu saja pesan moral yang disampaikan oleh pemimpinnya.

Hal yang paling saya ingat tentang Jenderal Sudirman, ketika itu saya masih berusia belasan, waktu di film perjuangan "Janur Kuning", seringkali di putar di channel TV milik pemerintah, dan tidak ada pilihan lain, TVRI Nasional. Seluruh rakyat Indonesia menonton saluran yang sama, beda dengan sekarang, kita bisa menonton apapun yang ingin kita tonton, langsung saja melesak ke channel YouTube, ada banyak pilihan dan kadang membuat penontonnya mengikuti nafsu sesuai apa yang dikehendakinya.

Di film tersebut, digambarkan Jenderal Sudirman sedang ditandu, dan saki-sakitan, meskipun dalam kondisi dengan kesehatan yang kurang baik, Jenderal Sudirman tetap melanjutkan perjuangan untuk membela negara dari penjajahan.

Bedanya dengan sekarang, orang berjuang melalui lembaga dan organisasi, dan ujung-ujungnya ingin jabatan politik maupun jabatan di pemerintahan. Apa nunggu diserang dulu, agar mau melakukan yang benar?

Seperti kejadian yang lalu, disaat Jalan Thamrin, Jakarta diserang oleh Bommberman yang ingin mulia di surga, dengan cara meledakkan diri. (Baca juga posting sebelumnya: Membahas Mental Pengebom), saat ini, kita menghadapi masalah serius tentang makin maraknya mental pengebom untuk mendapatkan apa yang katanya disebut kemuliaan di akhirat.

Hal tersebut, menurut saya sangat berkaitan kemampuan melakukan yang benar. Seseorang dapat melakukan yang benar, jika dibekali dengan pengetahuan yang benar. Jika sudah dibekali dengan pengetahuan yang benar, tentu tidak akan tersasar menjadi seorang bomberman.

Berikut saya kutip, apa yang ditulis Tempo.co, Minggu, 24 Januari 2016, di gelora Bung Karno:
Hujan mengguyur Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, tepat sebelum dimulainya pertandingan final Piala Jenderal Sudirman. Laga pertarungan Semen Padang FC dan Mitra Kukar pada Minggu, 24 Januari 2016 itu tertunda selama hampir satu jam.

Awalnya pertandingan yang bertepatan dengan peringatan 100 tahun kelahiran Jenderal Sudirman dijadwalkan mulai pada 19.30 WIB. Pertandingan dibuka dengan pertunjukan musik dari Slank dan Noah serta atraksi terjun payung dari pasukan gabungan TNI.

Hujan deras mendadak turun saat pemain kedua klub melakukan pemanasan. Lapangan yang tergenang air hujan menahan dimulainya pertandingan ini. Baru pada 20.25 WIB, upacara pembuka pertandingan dimulai. Piala Sudirman dibawa masuk ke sisi lapangan.
Ide untuk memasukan nilai-nilai perjuangan Jenderal Sudirman melalui pertandingan Bola, saya rasa cukup baik untuk memperkenalkan sosok legendaris Pahlawan Nasional ini. Tapi, yang jadi persoalan rata-rata supporter bola lebih heboh dengan haru gembira kemenangan lomba bola. Belum sampai pada tahap memaknai nilai-nilai perjuangan Jenderal Sudirman.

Saya lebih suka dengan apa yang ditulis Kompas, yang mengungkap nilai-nilai perjuangan Jenderal Soedirman, saya kutip sedikit:
JAKARTA, KOMPAS — Jenderal Soedirman adalah sosok pemuda yang mencintai Indonesia tanpa menghitung untung ataupun rugi. Di tengah kondisinya yang tengah sakit parah, yaitu hidup dengan hanya satu paru-paru, Soedirman memilih terus bergerilya mengusir Belanda yang akan menanamkan kembali kuku penjajahannya di Indonesia.
Hebat bukan? nilai-nilai itulah yang saya pikir perlu dikupas habis dan disebarluaskan oleh siapapun penduduk negeri ini, termasuk saya, sebagai seorang blogger yang cukup militan dan bangga dengan Indonesia yang asli Indonesia, bukan replika dari budaya liberalism ala eropa sana.

Saya tambahkan lagi kutipannya, biar lebih greget:
Produser film Jenderal Soedirman, Sekar Ayu Asmara dari Padma Picture, seusai pertunjukan perdana film Jenderal Soedirman, Senin (24/8), mengatakan, film tersebut fokus pada tujuh bulan perjalanan gerilya almarhum Soedirman saat kota Yogyakarta diserang Belanda dalam Agresi II, Desember 1948. 
"Kami tidak mengambil bagian lain dari kehidupan beliau. Fokus kami pada keputusan Jenderal Soedirman yang memilih bergerilya meskipun dalam keadaan sakit parah. Ketika itu, Bung Karno dan Bung Hatta (presiden dan wakil presiden) ditangkap Belanda," kata Ayu. 
Menurut Ayu, Jenderal Soedirman adalah panglima termuda dalam sejarah TNI. "Soedirman bergerilya melawan kepemimpinan Panglima Belanda Jenderal Simon Spoor, seorang musisi biola, yang berpengalaman di masa perang di Eropa," kata Ayu.
Dari apa yang dikatakan Ayu, menurut saya sudah tepat. Meskipun masih muda, tapi semangatnya luar biasa untuk membela yang benar. Tentu saja membelanya Jenderal Sudirman, dibarengi dengan pengetahuan yang benar. Jika tidak mempunyai pengetahuan yang benar, tentu tidak mungkin Jenderal Soedirman mempunyai keberanian dan semangat yang tiada bandingnya di zaman itu.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan sekarang? Banyak hal yang bisa kita jadikan teladan, terutama para Pahlawan yang mau membela yang benar tanpa pamrih. Saya berkeyakinan, Jenderal Sudirman tidak akan mau jika namanya diabadikan disemua jalan diseluruh jalan-jalan besara di Indonesia. Dan pasti Jenderal Sudirman juga tidak mau, fotonya di cetak di uang kertas.

Baiklah, sekarang kita ada dimasa, dimana setiap generasi muda hobi sekali selfie, untuk memuaskan diri sendiri dengan foto entah apa-apa, yang penting terpuaskan nafsu untuk berselfie. Untuk urusan negara, nanti dulu, yang penting eksis di media sosial. Inilah kenyataan sekarang. Saya pun agak gerah dengan tingkah generasi muda sekarang, banyak mengekspos hal-hal yang mengundang kontroversi, dan kontroversi yang dibuat bukan tentang membela yang benar, tetapi lebih banyak bermuatan gosip, dan kurang memajukan kemampuan dan ketrampilan berpikir.

Saya ingin, melalui posting sederhana ini, kita belajar kembali nilai-nilai perjuangan yang sudah diteladankan oleh para pejuang di masa lampau. Tantangan besar kita sekarang adalah, bagaimana cara mengintegrasikan kekuatan para pemuda, yang notabene gemar berselfie untuk terus mengajak mereka untuk terampil berpikir, dan pandai menilai apa yang benar. Bukan bersegera tergerak untuk mengambil nilai ekonomis untuk semua pekerjaan yang mau dikerjakannya. 

Dan saya paling tidak suka dengan kalimat ini, "Wani piro..!", dah.. kalau otak sudah berhitung ala matematika sederhana, tentu tak ada satupun yang dibuat untuk kemajuan yang benar. Tentu yang maju adalah ketrampilan memuaskan nafsu sesuai dengan apa yang menggerakkan, biasanya barang-barang mewah yang dihembuskan oleh industri ataupun gaya hidup ala selebriti.


1 komentar untuk "Nilai Perjuangan Jenderal Soedirman"

  1. ini kisah nyata saya . . . .

    perkenalkan nama saya YUNI SARA, saya berasal dari kota Bandung saya bekerja sebagai seorang karyawan di salah satu perusaan Yogyakarta.dimana saya sudah hampir kurang lebih tiga tahun lamanya saya bekerja di perusaan itu.

    Keinginan saya dan impian saya yang paling tinggi adalah ingin mempunyai usaha atau toko sendiri,namun jika hanya mengandalkan gaji yah mungkin butuh waktu yang sangat lama dimana belum biaya kontrakan dan utan yang menumpuk justru akan semakin sulit dan semakin lama impian itu tidak akan terwujud

    saya coba" buka internet dan saya lihat postingan orang yg sukses di bantu oleh seorang kyai dari sana saya coba menghubungi beliau, awalnya saya sms terus saya di suruh telpon balik disitulah awal kesuksesan saya.jika anda ingin mendapat jalan yang mudah untuk SOLUSI MUDAH, CEPAT LUNASI UTANG ANDA, DAN MASALAH EKONOMI YG LAIN, TANPA PERLU RITUAL, PUASA DLL. lewat sebuah bantuan penarikan dana ghoib oleh seorang kyai pimpinan pondok pesantren sundoko.dan akhirnya saya pun mencoba menghubungi beliyau dengan maksut yang sama untuk impian saya dan membayar hutang hutang saya.puji syukur kepada tuhan yang maha esa melalui bantuan beliau.kini sy buka usaha distro di bandung.
    Sekali lagi Saya mau mengucapkan banyak terimah kasih kepada kiyai sundoko atas bantuannya untuk mencapai impian saya sekarang ini. Untuk penjelsan lebis jelasnya silahkan >>>>>>>>SOLUSI MELUNASI HTANG KLIK DISINI<<<<<<<<<
    Anda tak perlu ragu atau tertipu dan dikejar hutang lagi, Kini saya berbagi pengalaman sudah saya rasakan dan buktikan. Semoga bermanfaat. Amin

    BalasHapus
Work online and earn real money